Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE (lahir di Govan,
Glasgow, 31 Desember 1941) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola
berkebangsaan Skotlandia, yang saat ini sedang menangani Manchester United
F.C., di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap sebagai
salah satu pelatih terbaik dalam permainan, dia telah memenangkan lebih banyak
trofi daripada pelatih manapun sepanjang
sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 sampai sekarang, menggantikan Ron Atkinson. Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali.
sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 sampai sekarang, menggantikan Ron Atkinson. Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali.
Awal karier
Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton
Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia
menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin
Ferguson.
Karier Klub
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub
amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang ia mencetak
20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub amatir St.
Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak
hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia
dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil
mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2.
Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika
melawan St. Jonstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama
Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia
bersama Joe McBride dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson
ke klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata
tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim
junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama
Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest.[2]
akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia
lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih
merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John
Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United dimana ia
bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson
telah mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.
Karier Manajerial
East Stirlingshire (1974)
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain,
Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada
usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena
pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer.
St. Mirren (1974-1978)
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani
klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya
ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga
Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya. Selain itu ia berjasa
dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick,
Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren
ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara
Ferguson sendiri dengan staffnya.[4] Presiden klub St. Mirren, Willie Todd
bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan manajerial
yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang
pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya.
Aberdeen (1978-1986)
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah
ke Glasgow Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen
yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia
Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih respek
dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer mereka
sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak
pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal
Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen
kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United
setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang
seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay
tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami
peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim
1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para
pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga
pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang
Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena
mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang
sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak
pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub saja (Rangers dan
Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim
berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini
mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di
ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media
setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München setelah klub itu
mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini
mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat
meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada
11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam
final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah
Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota
juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim
berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga
kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini
membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984. [5] Fergie kembali membawa
Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Musim
berikutnya (1985/86) mereka gagal dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen,
walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang
sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim
nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun
meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi
pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie
Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen.
Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi
salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan
bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun
ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November
1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi
manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
Manchester United (1986-sekarang)
Awal karier di Manchester United
Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu
MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka
(Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak
minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan".
Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer
saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan
disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU.
Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford
United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City.
Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986
ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain
itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang
mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United,
Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika
konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan
Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim
perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah
sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson
mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve
Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan
pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara
Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini
Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan
mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi
juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali
terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil
dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County
dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini
merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam
pertandingan.
Awal Kejayaan
Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul Ince,
Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United
berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana Setan Merah berhasil menang 4-1
namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival
sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai
bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989
adalah "masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola"
dimana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari
Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer.
Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci
cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah sistem
pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan direksi klub dijawab
Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal
Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang
pertama untuk Fergie selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi
penyelamat kariernya di MU. Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper
asing dari Denmark, Peter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei
Kanchelskis untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para
fans berharap banyak pada musim berikutnya 1990/91, dimana sekali lagi United
menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2.
Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari
klub gurem Sunderland, Liverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield
diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0.
Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang
fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat
junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris ternyata tidak
berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa. United melaju hingga
partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala
Winners dimana Setan Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1. Sayangya United
kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang
Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka
dalam kompetisi domestik. Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United
mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri
muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang
berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuat yang ada saat
itu, fans United mulai yakin akan performa Setan Merah dalam meraih trofi pertama
mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim
(peringkat 10 dari 22 klub), Fergie mendatangkan pemain baru pada Januari 1993,
Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival
United, Leeds United) sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes
di lini depan dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa
United secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen
dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa dan akhirnya menjadi
juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris
yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie
sejak ia datang sebagai manajer United pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson
memperkuat skuat United dengan mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari
Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat
itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin
klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi
pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah
dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United tampil dalam final
ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double
pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.
skuat angkatan 1992
Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus
absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di
Selhurst Park, kandang Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona
juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial
selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United mentransfer Andy Cole
dari Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle.
Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuat 1992
yang menjuarai Piala FA Junior : Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan
David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92)
telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal
mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada
pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari
Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie mengejutkan para fans dengan
melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan
sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea sebesar
£1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama
United membuat dugaan media dan fans mereka seperti terbukti, kalah oleh Aston
Villa 3-1, United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuat
belia". Para pemain belia itu menunjukkan bukti sebaliknya dengan
memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada
Everton, 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara
bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers. Pada Desember 1995,
kembalinya Cantona memperbaiki performa United di liga, dimana mereka
tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari
1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah Setan
Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara,
Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga
Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang dimanajeri mantan
kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA mengalahkan
Liverpool 1–0, lewat gol Cantona. Musim 1996/97 Fergie mendatangkan seorang
penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara
mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama
Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan
dari United, David Beckham, yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat
gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United menang 2-0. Setan Merah
kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka dalam 5
musim, menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier Inggris. Dalam
pertandingan di kancah Liga Champion mereka berhasil mencapai semfinal sebelum
dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara
pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona, kapten United saat itu,
mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah kehilangan
motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten United
saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter
Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada
David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama
United.
The Treble
Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie
menambah kedalaman skuat dengan mentransfer penyerang Inggris, Teddy
Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang
ditinggalkan Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir
dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang. Pada musim panas 1998, Fergie
kembali mentransfer seorang penyerang, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek
tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger serba bisa Jesper Blomqvist dengan
total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan kedalaman skuat United
mereka, Setan Merah mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan raihan 3
trofi juara dalam semusim (dikenal dengan nama "The Treble") lewat
beberapa pertandingan yang meguras emosi Fergie. Pertama adalah saat United
berhadapan dengan Juventus di semi final Liga Champion. Menit-menit awal
merupakan mimpi buruk bagi United ketika Juve unggul dengan 2-0, namun lewat
penampilan heroik sang kapten United, Roy Keane, Setan Merah berhasil membalikkan
keadaan dengan unggul 3-2 dan melaju ke final pertama mereka di ajang Liga
Champion sejak tahun 1968. Keane sendiri, bersama Paul Scholes, gagal tampil
dalam laga final melawan Bayern München. Pada ajang semifinal Piala FA, Keane
dikartu merah saat melawan rival domestik United, Arsenal dan menyebabkan
pinalti pada menit-menit akhir laga. Peter Schmeichel kemudian tampil sebagai
pahlawan dengan menghadang pinalti tersebut dan Ryan Giggs mencetak gol
sensasional penutup laga setelah sendirian ia mendribel bola melewati sebagian
pemain Arsenal. United kemudian memenangkan final Piala FA setelah mengalahkan
Newcastle United lewat gol Sheringham dan Scholes, 2-0. Sebelum Final Piala FA
Fergie telah memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris. Laga final Liga
Champion diawali lewat gol Bayern München pada menit-menit awal. Pada saat
turun minum, Fergie memompa semangat skuatnya dan memasukkan dua penyerang,
Sheringham dan Solskjaer untuk mengejar ketinggalan dari Bayern. Pilihan Fergie
terbukti jitu, saat laga memasuki 3 menit tambahan (injury time), Beckham
melambungkan bola dari sepak pojok yang kemudian disambar oleh Teddy
Sheringham, 1-1. Bayern yang dalam tekanan hebat dari United kembali terkena
sepak pojok, yang kembali diambil oleh Beckham. Bola lambung dari Beckham kali
ini diarahkan ke mulut gawang Bayern yang dijaga oleh Oliver Kahn, yang tidak
mengantisipasi pergerakan Solskjaer di depan gawangnya. Umpan itu pun disontek
pelan oleh Solskjaer ke dalam gawang Bayern sehingga membalikkan keadaan menjadi
2-1 pada menit tambahan ke 3. Pita merah-hitam yang melambangkan warna seragam
Bayern, yang telah melilit Piala Liga Champion pun diganti oleh warna
merah-putih, warna kebesaran Manchester United. Pada akhir musim Alex Ferguson
dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi menjadi Sir Alex
Ferguson.[6]. Musim ini juga menjadi musim terakhir bagi Peter Schmeichel di
United, ia memilih pindah ke klub liga Portugal, Sporting Lisbon. Fergie
kemudian mengambil Mark Bosnich dari Aston Villa untuk menggantikan posisi
Schemeichel.
Pada musim 1999/00 dominasi United bersama Fergie semakin terlihat di
klasemen akhir Liga Inggris, dimana Setan Merah unggul jauh atas rival mereka
dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih trofi Piala Toyota mereka yang
pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Palmeiras di final. Giggs keluar
sebagai pemain United pertama yang meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini.
Kepiwaian Fergie dalam mengembangkan United sebagai merek global tutur
mendongkrak performa klub pada ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi
magnet bagi pesepak bola terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford. Pada
akhir musim Fergie mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven seharga
£18 juta, rekor pembelian pemain bagi klub Inggris saat itu, namun karena
cedera maka United menunda kedatangan Nistelrooy setahun berikutnya. Fabien
Barthez juga didatangkan dari AS Monaco senilai £7.8 juta, menjadikannya
sebagai kiper termahal dunia saat itu. Barthez menggantikan posisi Bosnich dan
Massimo Taibi sebagai kiper yang tampil buruk sepanjang musim. Musim 2000/01
diakhiri United dengan raihan Liga Premier Inggris untuk yang ketiga kalinya
secara beruntun. Fergie jelas menjadi figur penting dalam raihan trofi United
selama 3 musim terakhir. Namun performa United pada Liga Champion menemui
kegagalan setelah kalah pada perempat final oleh Real Madrid pada musim 1999/00
dan Bayern München pada musim 2000/01. Pada akhir musim 2000/01 United
mentransfer Juan Sebastián Verón dari Lazio senilai £28.1 juta. Verón menjadi
pemain termahal yang pernah dibeli oleh Fergie saat itu.Ia bergabung bersama
dengan van Nistelrooy yang telah sembuh dari cederanya tahun lalu.
Masa Transisi
Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap
Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie
terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek
United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson yang
kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan
menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring
bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan pada Januari
2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga melaju ke peringkat atas
Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United berakhir di
peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie
menangani United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie
membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke
depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani
United dengan merekrut bek Tim Nasional Inggris, Rio Ferdinand sebesar £30 juta
dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia
saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz sebagai asisten manajer bagi
United. Hasilnya terlihat pada musim 2002/03 dimana United berhasil menjadi
juara Liga, dimana 2 bulan sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari
kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember,
United berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas
atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie sebelum
awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani United. Pada
akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas gelandang kanan United,
David Beckham ke klub Spanyol, Real Madrid sebesar 35 juta Euro, menyusul
insiden dimana Fergie, yang sedang mengamuk pada istirahat babak pertama ketika
United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang
sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham. Untuk mengisi posisi Beckham,
Fergie secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting
Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal
pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang dulu
dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan
Januari Fergie kembali mendatangkan penyerang Louis Saha unutk menggantikan
posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir dengan kegagalan United pada
Liga Inggris dengan menempati posisi 3 klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion
United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh
Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda
Inggris, Wayne Rooney dari Everton senilai £20 juta. Rooney menjadi target
transfer sejumlah klub besar Eropa tapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk
bergabung bersamanya di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy
membuat Setan Merah finish di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir
musim ini, Malcolm Glazer berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester
United, hal ini mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir
biaya transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie
mendatangkan kiper sarat pengalaman, Edwin van der Sar dari Fulham dan
gelandang serba bisa Park Ji Sung yang di transfer dari PSV. Musim ini
merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan
unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya
United gagal melaju dari babak play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan
Patrice Evra bergabung dengan skuat United pada bulan Januari 2006 dan Fergie
berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan
menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan van Nistelrooy di United meenjadi tak
menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah
mendapat tempat utama di skuat Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah
ke Real Madrid.
Gelar Eropa kedua
Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2
orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan
pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo
dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di
United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi
keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim
baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar
gelandang Tottenham Hotspurs, Michael Carrick. Dan pada awal musim Carrick
resmi bergabung dengan skuat Setan Merah dengan nilai transfer £14 juta. Awal
musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4
pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya
sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang
diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas pencapaian
United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der
Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville. Sementara Carrick menghadirkan
stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs,
Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di lini depan. Pada akhir musim
United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang
Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor
kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga
semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di
Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan
Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool
dan Chelsea. Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk
memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim
nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal,
gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi
bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie
mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan
Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United
yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota
Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan
United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga
Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini juga merupakan musim terbaik
dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang
yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa,
top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia
FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan
dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum
disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti, Fergie sukses
memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer.
Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang
pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan
mundur dari jabatan manajer Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang
kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United
selama fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih
trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai
rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09
juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid
dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80 juta. Menjadikannya pemain
termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai menejer klub. Musim
2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie dimana ia gagal mempertahankan
gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan trofi Liverpool. ( Wikipedia )